Rabu, 27 Januari 2010
Fatwa Cinta Khalil Gibran
Bila cinta memanggilmu, turutilah bersamanya
Kendati jalan yang mesti engkau lalui sangat keras dan terjal
Ketika sayap-sayapnya merangkulmu, maka berserah dirilah padanya
Sekalipun pedang-pedang yang bersemayam di balik sayap-sayap itu barangkali akan melukaimu
Ketika Ia bertutur kepadamu, maka percayalah padanya
Walaupun suaranya akan memporandakan mimpi-mimpimu laksana angin utara yang meluluhlantakkan tetanaman
Cinta akan memahkotai dan menyalibmu
Menyuburkan dan mematikanmu
Membubungkanmu terbang tinggi, mengelus pucuk-pucuk rerantinganmu yang lentik dan menerbangkanmu ke wajah matahari
Namun cinta juga akan mencekik dan menguruk-uruk akar-akarmu sampai tercerabut dari perut bumi
Serupa dengan sekantong gandum, cinta menyatukan dirimu dengan dirinya
Melolosmu sampai engkau bugil bulat
Mengulitimu sampai engkau terlepas dari kulit luarmu
Melumatmu untuk memutihkanmu
Meremukkanmu sampai engkau menjelma liat
Lantas, cinta akan membopongmu ke kobar api sucinya
Sampai engkau berubah menjadi roti yang disuguhkan dalam suatu jamuan agung kepada Tuhan
Cinta melakukan semua itu hanya untukmu sampai engkau berhasil menguak rahasia hatimu sendiri
Agar dalam pengertianmu itu engkau sanggup menjadi bagian dari kehidupan
Jangan sekali-kali engkau izinkan ketakutan bersemayam di hatimu
Supaya engkau tidak memperbudak cinta hanya demi meraup kesenangan
Sebab memang akan jauh lebih mulia bagimu
Untuk segera menutupi aurat bugilmu dan meninggalkan altar pemujaan cinta
Memasuki alam yang tak mengenal musim yang akan membuatmu bebas tersenyum, tawa yang bukan bahak, hingga engkau pun akan menangis, air mata yang bukan tangisan
Cinta tak akan pernah menganugerahkan apa pun kecuali wujudnya sendiri
Dan tidak sekali-kali menuntut apa pun kecuali wujudnya sendiri itu pula
Cinta tidak pernah menguasai dan tidak pernah dikuasai
Lantaran cinta terlahir hanya demi cinta
Manakala engkau bercinta, jangan pernah engkau tuturkan, “Tuhan bersemayam di dalam lubuk hatiku.”
Namun ucapkanlah, “Aku tengah bersemayam di dalam lubuk hati Tuhan.”
Jangan pula engkau mengira bahwa engkau mampu menciptakan jalanmu sendiri
Sebab hanya dengan seizin cintalah jalanmu akan terkuak
Cinta tidak pernah mengambisikan apa pun kecuali pemuasan dirinya sendiri
Tetapi bila engkau mencintai dan terpaksa mesti menyimpan hasrat, maka jadikanlah hasratmu seperti ini:
Melumatkan diri dan menjelma anak-anak sungai yang gemericik mengumandangkan tembang ke ranjang malam
Memahami nyerinya rasa kelembutan
Berdarah oleh pandanganmu sendiri terhadap cinta
Menanggung luka dengan hati yang penuh tulus nan bahagia
Bangkit di kala fajar dengan hati mengepakkan sayap-sayap
Dan melambaikan rasa syukur untuk limpahan hari yang berbalur cinta
Merenungkan muara-muara cinta sambil beristirahat di siang hari
Dan kembali di kala senja dengan puja yang menyesaki rongga hati
Lantas, engkau pun berangkat ke peraduanmu dengan secarik doa
Yang disulurkan kepada sang tercinta di dalam hatimu
Yang diiringi seuntai irama pujian yang meriasi bibirmu
Berpasangan engkau telah diciptakan, dan selamanya engkau akan berpasangan.
Bersamalah dikau sampai sayap-sayap sang maut meliputimu.
Ya, bahkan bersama pula kalian dalam musim sunyi
Namun biarkan ada ruang antara kebersamaan itu,
Tempat angin surga menari-nari di antara bahtera sakinahmu
Berkasih-kasihlah, namun jangan membelenggu cinta:
Biarkan cinta mengalir dalam setiap titisan darah
Bagai mata air kehidupan yang gemerciknya senantiasa menghidupi pantai kedua jiwa
Saling isilah minumanmu tapi jangan minum dari satu piala
Saling kongsilah rotimu tapi jangan makan dari pinggan yang sama
Menyanyilah dan menarilah bersama dalam suka dan duka,
Hanya biarkan masing-masing menghayati waktu sendirinya,
Karena dawai-dawai biola, masing-masing punya kehidupan sendiri
Walau lagu yang sama sedang menggetarkannya
Sebab itulah simfoni kehidupan
Berikanlah hatimu, namun jangan saling menguasainya
Jika tidak, kalian hanya mencintai pantulan diri sendiri yang kalian temukan dalam dia
Dan lagi, hanya tangan kehidupan yang akan mampu merangkulnya
Tegaklah berjajar namun jangan terlampau dekat
Bukankah tiang-tiang candi tidak dibina terlalu rapat?
Dan pohon jati serta pohon cemara tidak tumbuh dalam bayangan masing-masing?
Dikutip dari Bukan SMS Cinta Biasa. Ungkapan Cinta Yang Meluluhkan Hati Dengan 2 Bahasa. Halaman 83 – 90. Penyusun: Renee Baron. Penerbit: 9months Publishing, Yogyakarta. Cetakan Pertama, 2009.
Foto oleh Iwan Ngadiman
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar