Ada Lomba Blog, Lho !!

Selasa, 17 Agustus 2010

Kecelakaan di Bibir Pelabuhan Manado, Dua Tewas


Kecelakaan pantai di bibir Pelabuhan Manado pada Sabtu, 7 Agustus 2010 sekitar pukul 11.45 WITA menelan dua korban jiwa. Informasi dari berbagai sumber menyebutkan bahwa kapal kayu Ex Rogero (jenis katamaran) yang bermuatan 13 orang (umumnya Anggota Komisi III DPR RI) datang dari Pulau Bunaken menuju Manado. Dalam perjalanan, cuaca berubah buruk di mana hujan deras disertai tiupan angin kencang mengiringi kapal itu. Kapal kayu yang sudah tua ini pun bergoyang-goyang dipermainkan ombak yang membuat para penumpang takut dan panik.

Karena ganasnya amukan badai, memaksa nakhoda Alex Lahengko mengarahkan kapal ke Pelabuhan Manado padahal jarak antara kapal dengan dermaga Marina—jam 08.00 WITA kapal berangkat dari dermaga Marina— sisa beberapa ratus meter saja. Ketakutan semakin menjadi-jadi ketika kapal dengan dua motor tempel berkekuatan 40 PK mati menyebabkan kapal terombang-ambing.

Dilaporkan, ombak besar menghantam lambung kapal sehingga kapal terdorong ke mercusuar merah dan secara perlahan berubah posisi menghadap ombak. Dan, tiba-tiba datang lagi ombak dua meter lebih menghempaskan kapal ke mercusuar merah menyebabkan bagian lambung kanan depan kapal beradu dengan pondasi mercusuar merah itu. Ombak itu memaksa awak kapal mendesak penumpang untuk melompat ke air. Braaak …. Kapal pun hancur berkeping-keping.

Seluruh penumpang terlempar ke air sambil berteriak-teriak minta tolong. Nudirman Munir dan Drs. H. Otong Abdurahman yang melompat ke tebing mercusuar merah berhasil berenang ke darat dan mencari pertolongan. Warga pun datang memberikan pertolongan dengan menggunakan bambu untuk dipegang para penumpang yang masih di air karena ombak masih besar. Setya Permana terseret arus hingga 20 meter dengan kondisi kritis. Beberapa penumpang tertahan di tali yang ditambatkan ke mercusuar dari kapal besar.

Warga berhasil mengevakuasi seluruh penumpang ke darat dan selanjutnya dilarikan ke Rumah Sakit Siti Maryam Tuminting Manado. Walaupun mendapat perawatan medis namun nyawa Setya Permana dan Wahyu Murani tak tertolong lagi.


Kronologis (versi Tribun Manado)

Pukul 08.00 WITA. Rombongan Komisi III DPR RI menggunakan kapal kayu Lase Jero bertolak dari Pantai Marina Manado ke Taman Laut Bunaken. Cuaca cerah.

Pukul 08.15. Rombongan menikmati panorama bawah laut Bunaken.

Pukul 11.30. Kapal kembali ke Manado, mendadak hujan dan laut bergolak. Nakhoda memutuskan merapat ke Pelabuhan Manado.

Pukul 12.05. Mesin kapal Ex Rogero mendadak mati.
Kapal terombang-ambing dihantam gelombang 2,5 meter. Kapal pecah menghantam mercusuar.
Anggota DPR RI Setya Permana dan Ny. Wahyuni Nurbani (istri dari Anggota DPR RI Sucipto) meninggal.

Pukul 13.30. Korban tewas dibawa ke RS Bhayangkara.

Pukul 18.00. Kedua jenazah diterbangkan ke Jakarta dengan pesawat Lion Air.


Kronologis (versi Manado Post)

Pukul 08.00 WITA. Rombongan sebanyak 13 orang, terdiri dari 8 Anggota Komisi 3 DPR RI, 3 anggota keluarga, dan 2 pengawal menuju Bunaken, menggunakan KM Exesegero dan rombongan lain menggunakan sebuah perahu kecil. Nahkoda kapal Alex Lahengko warga Sindulang I Manado, dan satu ABK Kapal Sutibjo Usman.

Pukul 08.50. Rombongan tiba di pantai Pulau Bunaken, setelah menempuh perjalanan sekitar 30 menit. Dua jam keliling taman laut Bunaken, rombongan bergegas kembali ke Manado. Cuaca mendung disertai gelombang menyertai kepulangan rombongan.

Pukul 11.00. Sebagian rombongan langsung pulang ke Manado. Terdiri dari Irjen Poksi Nurdin, Sutjipto, SH, MKN beserta istri Wahyu Murani dan anaknya Ariyanti, Nudirman Munir, H. A. Dimyati Natakusumah, SH, MH, M.Si., Drs. H. Otong Abdurahman, Drs. Setya Permana, Aboe Bakar Al Habsy, Dra. Susaningtyas Kertopati, Aryanti anak Sutjipto, Nursyian.

Pukul 11.45.
• Kapal yang ditumpangi puluhan penumpang merapat ke pelabuhan Manado. Saat itu ombak mulai membesar, disertai cuaca mendung.
• Saat akan memasuki mulut pelabuhan, tiba-tiba ombak setinggi sekitar 2,5 meter menghantam bagian kiri kapal dan membuat bagian kanan depan kapal menghantam beton mercusuar merah di sisi utara. Seketika kapal hancur. (Posisi kapal berubah menghadap arus ombak).
• Hantaman ombak tersebut, membuat awak kapal mendesak penumpang untuk melompat ke air. Dua penumpang melompat ke tebing mercusuar, yaitu Nudirman Munir dan Otong Abdurahman, mereka berhasil berenang ke darat dan mencari pertolongan.

Pukul 11.55. Warga langsung datang memberikan pertolongan. Namun, karena ukuran ombak yang besar, pertolongan diberikan menggunakan bambu untuk dipegang para penumpang yang masih terjebak dalam air.
• Setya Permana hanyut terseret arus ombak sejauh 20 meter, kondisi sudah sangat kritis.
• Penumpang lain tertahan tali dari kapal besar yang ditambat di beton mercusuar.
• Wahyu Murani sempat ditolong anaknya, menggunakan nafas buatan.
• Semua penumpang dilarikan ke rumah sakit Siti Maryam Tuminting Manado. Meskipun mendapat perawatan medis, nyawa Setya Permana dan Wahyu Murani akhirnya tak tertolong lagi.

Keterangan: Cuaca Manado Hujan sejak pukul 08.00 WITA.


Penumpang Kapal Kayu Naas
1. Drs. Muhamad Nurdin Anggota (FPDIP) Luka ringan
2. Sutjipto, SH, MKN Anggota (FPD) Luka ringan
3. Nurdiman Munir Anggota (FPG) Luka ringan
4. H. A. Dimyati Natakusumah, SH, MH, M.Si. Anggota (FPPP) Luka ringan
5. Drs. H. Otong Abdurahman Anggota (FPKB) Luka ringan
6. Drs. Setya Permana Anggota (FPDIP) Meninggal
7. Aboe Bakar Al Habsy Anggota (FPKS) Luka ringan
8. Dra. Susaningtyas Kertopati Anggota (FHanura) Selamat
9. Wahyu Murani Istri Sutjipto Meninggal
10. Aryanti Anak Sutjipto Luka ringan
11. Nursyian Istri Nudirman Luka ringan
12. Bambang Wiyono, SH Peng. Kemen KumHam Luka ringan
Sumber: Manado Post Halaman 1 Edisi Minggu, 8 Agustus 2010.

(Dari berbagai sumber)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar